Dunia ini penuh dengan pertanyaan "bagaimana jika", begitu juga dengan dunia kecil kita, MotoGP. Banyak pertanyaan bagai mana jika pembalap ini di motor itu dan pembalap itu naik motor ini. Lebih baik kita menghindari perdebatan semancam ini, karena kita hanya bisa melihatnya dari data statistik saja dan banyak variabel yang akan muncul dan tidak akan pernah terpecahkan.
Oke, lebih spesifiknya mari kita lihat pertanyaan yang belakangan santer terdengar. Bagaimana jika Rossi mengendarai Honda dan Stoner masih di Ducati? Hal ini seperti zaman disaat Biaggi masih di Yamaha dan para fans Biaggi rela menjual jiwa mereka agar pembalapnya bisa mengendarai Honda.
Satu-satunya pendekatan untuk menjawab pertanyaan ini adalah dengan melihat pada data statistik, walaupun memang jawaban yang pasti itu tidak akan pernah mungkin terjawab. Dengan membandingkan hasil balapan Rossi dan Stoner pada tahun 2010 dan 2011, kita akan mendapatkan kejutan. Yuk, mari!
Dalam 9 balapan awal musim 2011, Rossi menyelesaikan balapan dengan waktu lebih cepat daripada yang dilakukan Stoner pada tahun 2010 saat masih mengendarai Desmosedici. Di Catalunya Rossi lebih cepat 0,611 detik dan di Mugello Rossi lebih cepat sampai 37,232 detik (dipengaruhi oleh lapisan aspal baru). Rossi lebih lambat di Laguna Seca, yaitu tertinggal 24,106 detik dan di Assen tertinggal 49,692 detik.
Balapan lainnya tidak bisa kita bandingkan karena Stoner gagal finish dalam tiga balapan tahun lalu, sementara Jerez dan Silverstone berada pada kondisi basah pada tahun ini, sementara tahun lalu kondisi kering. Yang menarik adalah melihat catatan waktu di Catalunya, Rossi hanya berada di posisi kelima, sementara dengan catatan waktu yang lebih lambat 0,611 detik, Stoner bisa mendapatkan podium tiga pada tahun lalu. Hal ini membutkikan kalau tingkat persaingan di MotoGP pada tahun ini lebih tinggi daripada tahun lalu.
Faktanya, Valentino Rossi belum merasa yakin saat mengendarai Ducati karena si merah ini tidak memberikan Rossi keyakinan saat menikung. Hal ini membuat Rossi tidak terlalu banyak mengambil resiko karena hal ini hanya akan membuat dirinya crash dan kehilangan waktu untuk mengenali Desmosedici.
Sementara Stoner memiliki pendekatan yang berbeda dalam membesut motor, dia mendapatkan tiga podium pada musim 2010, tapi dia juga mengalami crash sebanyak tiga kali. Musim ini Stoner selalu naik podium (kecuali crash di Jerez) dan hal ini menunjukkan kalau Honda merupakan motor yang mudah dikendarai sampai batasnya.
Terlepas dari pembalap, terlihat kalau yang menjadi masalah pada Ducati yaitu karena motor yang dikembangkan tidak sejalan dengan semakin tingginya level kompetisi yang ada. Jadi apakah Stoner bisa menang jika membalap menggunakan GP11.1? Mungkin. Atau mungkin saja dia akan selalu crash saat berusaha melakukannya.
Oke, lebih spesifiknya mari kita lihat pertanyaan yang belakangan santer terdengar. Bagaimana jika Rossi mengendarai Honda dan Stoner masih di Ducati? Hal ini seperti zaman disaat Biaggi masih di Yamaha dan para fans Biaggi rela menjual jiwa mereka agar pembalapnya bisa mengendarai Honda.
Satu-satunya pendekatan untuk menjawab pertanyaan ini adalah dengan melihat pada data statistik, walaupun memang jawaban yang pasti itu tidak akan pernah mungkin terjawab. Dengan membandingkan hasil balapan Rossi dan Stoner pada tahun 2010 dan 2011, kita akan mendapatkan kejutan. Yuk, mari!
Dalam 9 balapan awal musim 2011, Rossi menyelesaikan balapan dengan waktu lebih cepat daripada yang dilakukan Stoner pada tahun 2010 saat masih mengendarai Desmosedici. Di Catalunya Rossi lebih cepat 0,611 detik dan di Mugello Rossi lebih cepat sampai 37,232 detik (dipengaruhi oleh lapisan aspal baru). Rossi lebih lambat di Laguna Seca, yaitu tertinggal 24,106 detik dan di Assen tertinggal 49,692 detik.
Balapan lainnya tidak bisa kita bandingkan karena Stoner gagal finish dalam tiga balapan tahun lalu, sementara Jerez dan Silverstone berada pada kondisi basah pada tahun ini, sementara tahun lalu kondisi kering. Yang menarik adalah melihat catatan waktu di Catalunya, Rossi hanya berada di posisi kelima, sementara dengan catatan waktu yang lebih lambat 0,611 detik, Stoner bisa mendapatkan podium tiga pada tahun lalu. Hal ini membutkikan kalau tingkat persaingan di MotoGP pada tahun ini lebih tinggi daripada tahun lalu.
Faktanya, Valentino Rossi belum merasa yakin saat mengendarai Ducati karena si merah ini tidak memberikan Rossi keyakinan saat menikung. Hal ini membuat Rossi tidak terlalu banyak mengambil resiko karena hal ini hanya akan membuat dirinya crash dan kehilangan waktu untuk mengenali Desmosedici.
Sementara Stoner memiliki pendekatan yang berbeda dalam membesut motor, dia mendapatkan tiga podium pada musim 2010, tapi dia juga mengalami crash sebanyak tiga kali. Musim ini Stoner selalu naik podium (kecuali crash di Jerez) dan hal ini menunjukkan kalau Honda merupakan motor yang mudah dikendarai sampai batasnya.
Terlepas dari pembalap, terlihat kalau yang menjadi masalah pada Ducati yaitu karena motor yang dikembangkan tidak sejalan dengan semakin tingginya level kompetisi yang ada. Jadi apakah Stoner bisa menang jika membalap menggunakan GP11.1? Mungkin. Atau mungkin saja dia akan selalu crash saat berusaha melakukannya.
No comments:
Post a Comment