ITGP – Sepuluh seri telah berlalu pada musim kompetisi 2011 ini. 50% diantaranya dimenangkan oleh Casey Stoner. Kemangan terakhir di circuit Mazda Raceway Laguna Seca terasa sedikit berbeda dengan empat kemenangan Stoner sebelumnya.
Pada MotoGP Qatar, Le Mans, Catalunya dan Silverstone, meski tidak selalu memimpin sejak start namun minimal di pertengahan race Stoner sudah menjadi yang terdepan dan selanjutnya tak bisa dikejar oleh rider lainnya. Sedangkan saat MotoGP Amerika, Casey justru baru menyerang di lap-lap terakhir.
Saat sesi kualifikasi, Stoner kesulitan mematahkan catatan waktu Jorge Lorenzo dan Dani Pedrosa. Tapi Stoner jelas tau jika kondisi fisik kedua lawannnya itu tidak begitu fit. Dia sendiri mengakui memang sengaja menunggu Dani & Jorge kelelahan atau melakukan kesalahan.
Harapan Stoner terwujud. Pedrosa yang sempat menempel ketat Lorenzo akhirnya kedodoran, sedangkan Lorenzo yang sudah memimpin hingga 26 lap tak mampu membuat jarak aman untuk dikejar. Kedua rider Spanyol itupun satu per satu ditaklukkannya untuk kemudian ngacir sendiri di depan.
Jadi Stoner menang hanya karena beruntung atas cedera Pedrosa dan Lorenzo?
Bagaimanapun Stoner memeng diuntungkan oleh tidak primanya kondisi fisik Pedrosa dan Lorenzo. Tetapi tentu dia menang bukan hanya karena beruntung atas keadaan tersebut. Stoner telah belajar dari kesalahan di dua seri sebelumnya, Mugello dan Sachsenring.
Stoner sadar bahwa Dani, Jorge dan mungkin juga Andrea Dovizioso kini bisa sama cepat dengan dirinya. Meski memimpin sejak awal, belum tentu dia mampu bertahan di depan sampai finish. Jadi lebih baik menunggu asalkan tetap bisa menjaga jarak yang aman di group depan.
Usai memenangkan seri Laguna Seca, Casey Stoner belum mau sesumbar tentang gelar juara dunia MotoGP 2011. Bukan sok merendah. Kenyataannya memang posisinya belumlah bisa dikatakan aman di puncak kelasemen. Meski memenangkan 5 dari 10 seri yang sudah berlangsung, Stoner hanya unggul 20 poin atas Lorenzo yang hanya 2 kali menang dan sama-sama sekali DNF.
Ini membuktikan betapa ketatnya persaingan merebut mahkota juara dunia musim ini. Belum lagi adanya “gangguan” yang masih sangat mungkin muncul dari rekan satu timnya, Pedrosa dan Dovizioso. Walau pesaing utamanya tetaplah Jorge Lorenzo.
Jika tidak terjadi hal buruk dengan mereka berdua, sulit bagi Dovi dan Dani untuk mengejar poin. Dovi kini tertinggal 50 poin dari Stoner dan 30 poin dari Lorenzo. Dengan performanya yang tidak terlalu istimewa, Dovi justru mulai tidak aman dari kejaran Dani yang kini hanya terpaut 33 poin walau sempat sekali DNF dan tiga kali absen dari balapan. Tiga race cukup buat Pedrosa untuk mengeser dua rider Ducati, Nicky Hayden dan Valentino Rossi.
Kenyataan ini juga sepertinya telah membuat Rossi mulai berpikir realistis. Usai GP Amerika, Rossi mengungkapkan targetnya di sisa musim 2011 adalah untuk bisa bersaing di lapisan kedua menghadapi Dovizioso, Marco Simoncelli dan juga juara seri Assen, Ben Spies. Jika di sisa musim ini pengembangan Ducati bisa berjalan lebih lancar baru kemudian memikirkan group terdepan.
Bukan harapan yang mustahil mengingat keseriusan pihak Ducati Corse dalam membangun motor yang kompetitif untuk para rider mereka. Di Brno kabarnya Ducati akan membawa banyak komponen baru untuk diuji coba. Bahkan ada kabar pula yang menyebutkan Ducati telah mempersiapkan chassis baru lagi dan tak peduli meskipun itu baru akan siap di akhir musim.
Mesin 800cc memang hanya akan dipakai hingga akhir musim 2011 ini, tetapi Ducati sepertinya tidak ingin menghabiskan musim ini tanpa kemenangan sama sekali karena jika itu terjadi berarti musim 2011 ini jauh lebih buruk dari musim pertama mereka di MotoGP pada tahun 2003 lalu.
No comments:
Post a Comment