![]()  | 
| Teuku Umar | 
Keadaan tersebut tidak dapat bertahan lama karena adanya kepentingan Belanda yang berniat menduduki Aceh sehingga timbullah perlawanan rakyat Aceh.
a.  |    Sebab-sebab Perang Aceh:  |   |
-  |    Belanda merasa berhak atas daerah Sumatra   Timur yang diperoleh dari Sultan Siak sebagai upah membantu Sultan dalam   perang saudara melalui Traktat Siak tahun 1858, sementara Aceh berpendapat   daerah terebut merupakan wilayahnya.  |   |
-  |    Sejak Terusan Suez dibuka tahun 1869   perairan Aceh menjadi sangat penting sebagai jalur pelayaran dari Eropa ke   Asia.  |   |
-  |    Keluarnya Traktat Sumatra tahun 1871 yang   menyatakan bahwa Inggris tidak akan menghalangi usaha Belanda untuk meluaskan   daerah kekusaannya sampai di Aceh dalam rangka Pax Netherlandica  |   |
Bagaimana reaksi Aceh menanggapi Traktat   Sumatra yang mengancam kedaulatannya? Aceh berusaha untuk mencari bantuan   dengan mengirim utusan ke Turki. Selain itu juga dijalin hubungan ke   perwakilan negara Amerika Serikat dan Italia di Singapura. Tindakan Aceh ini   mencemaskan Belanda lalu menuntut Aceh agar mengakui kedautalan Belanda. Aceh   menolak tututan tersebut sehingga Belanda melakukan penyerangan. Sifat perlawanan Aceh ada dua macam yaitu politik dan keagamaan. Perlawanan politik bertujuan untuk mempertahankan kedaulatan Aceh. Perlawanan politik dipimpin oleh para bangsawan yang bergelar Teuku. Siapakah tokoh-tokoh bangsawan tersebut? Mereka antara lain Teuku Umar dan isterinya bernama Cut Nyak Dien, Panglima Polim, Sultan Dawutsyah, Teuku Imam Lueng Batta. Perang juga bersifat keagamaan yaitu menolak kedatangan Belanda yang akan menyebarkan agama kristen di Aceh. Tokoh keagamaan adalah para ulama yang bergelar Teungku contoh Teungku Cik Di Tiro. Golongan ulama tidak mudah menyerah dan kompromi terhadap Belanda.  |   ||
b.  |    Jalan perang   |   |
-  |    Pada bulan April tahun 1873 pasukan   Belanda dipimpin oleh Mayor Jendral JHR Kohler menyerang Aceh namun gagal   bahkan Jendral Kohler tewas dalam pertempuran memperebutkan masjid Raya.  |   |
-  |    Pada bulan Desember 1873 pasukan Belanda   dipimpin oleh Letnan Jendral Van Swieten dapat menduduki istana serta   memproklamirkan bahwa kejaraan Aceh sudah takluk. Nama Banda Aceh kemudian   diganti kota raja. Apakah Aceh benar-benar sudah takluk kepada Belanda?   Ternyata tidak demikian. Raja Aceh yaitu Sultan Mahmudsyah wafat karena   sakit. Putranya yang bernama Muhammad Dawotsyah menjalankan pemerintahan di   Pagar Aye. Rakyat Aceh tetap melanjutkan perlawanan dipimpin oleh Panglima   Polim.  |   |
-  |    Fase berikutnya sejak tahun 1884 Belanda   mempertahankan kekuasaan hanya di daerah yang didudukinya saja. Disitu   dibentuk pemerintahan sipil. Sistem ini disebut Konsentrasi Stelsel. Pada tahun 1893 Teuku Umar melakukan siasat menyerah kepada Belanda dan memperoleh kepercayaan memimpin 250 orang pasukan bersenjata lengkap lalu diberi gelar Teuku Umar Johan Pahlawan. Apakah tindakan Teuku Umar merupakan penghianaatan bagi bangsanya ? Ternyata siasat itu hanya untuk mendapatkan senjata yang cukup guna menghadapi Belanda berikutnya.  |   |
-  |    Belanda cukup sulit menghadapi perlawanan   rakyat Aceh. Bagaimana tindakan Belanda selanjutnya? Guna mengetahui sistem   sosial serta rahasia keuletan rakyat Aceh maka dikirimlah Dr. Snouck   Hurgronye seorang ahli dalam agama islam untuk menyelidiki hal itu.Hasil   penyelidikannya dibukukan dengan judul “De Atjehers” menurut Hurgronye ada   dua cara untuk menundukkan Aceh yaitu melakukan pendekatan kepada para   bangsawan dan mengangkat putra-putra mereka menjadi pamong praja pada   pemerintah Belanda. Kaum ulama harus dihadapi dengan kekuatan senjata sampai   menyerah.  |   |
-  |    Sejak 1896. Belanda bertekad   menyelesaikan perang dengan mengirim pasukan marsose (polisi militer) dengan   panglimanya Letnan Kolonel Van Geuts. Dalam pertempuran di Meulaboh pada   tanggal 11 Pebruari 1899 Teuku Umar gugur. Perlawanan masih berlanjut sampai   akhirnya bulan Januari 1903 Sultan Dawutsyah menyerah, September 1903   Panglima Polim juga menyerah. Mengapa Sultan Aceh menyerah kepada Belanda?   Ternyata hal itu karena kelicikan Belanda yaitu mengultimatum Sultan untuk   menyerah setelah menangkap isteri dan anak-anaknya. Belanda masih melanjutkan   pembersihan terhadap daerah yang terakhir bergolak yaitu Gayo Alas (Aceh   Tenggara) dipimpin oleh Letkon Van Daalen tahun 1904, rakyat yang gugur 2922   orang. Perlawanan Cut Nyak Dien masih berlanjut selama 5 tahun. Ia memimpin   pasukan keluar masuk hutan rimba dengan tekad rela mengorbankan jiwa raga   demi kemerdekaan bangsanya serta mengusir Belanda. Perlawanan Cut Nyak Dien   berakhir tahun 1905. Ia ditangkap dan dibuang ke Cianjur lalu Sumedang hingga   wafat 6 Nopembeer 1908, sedangkan Cut Meutia gugur tahun 1910.  |   |





No comments:
Post a Comment