MotoGP – Sebelum musim 2007 dimulai, nama Casey Stoner tak terlalu diperhitungkan. Namun semua mata lantas terbelalak saat The Aussie sukses menjuarai seri perdana yang berlangsung di sirkuit Losail-Qatar. Bukan cuma karena dia berhasil menjadi juara seri saat tampil perdana bersama Ducati tetapi juga karena kemenangan itu diperolehnya setelah sukses menaklukkan Valentino Rossi lewat duel head to head hingga menjelang finish.
MotoGP 2007 akhirnya memang menjadi milik Stoner. Dengan 14 kali naik podium, 10 diantaranya sebagai juara seri, rider kelahiran 16 Oktober 1985 itu mengukuhkan diri sebagai rider pertama yang menjadi juara dunia MotoGP era 800cc. Sukses Stoner itu lantas membuat team Ducati berkesimpulan bahwa mereka butuh rider muda jika ingin menjadi jawara. Maka Loris Capirossi pun dicoret lalu digantikan oleh Marco Melandri (2008).
Kenyataannya, prestasi Melandri kalah jauh dibandingkan Stoner. Bahkan masih tak sepadan walau dibandingkan dengan prestasi Capirossi. Di akhir musim 2008, Macio pun akhirnya diberhentikan sebelum kontraknya bersama Ducati habis. Dan ketika tiga musim berturut-turut Casey Stoner tak mampu kembali merebut mahkota juara dunianya, team merah mempersilakannya untuk menyeberang ke Honda.
Honda bukanlah tempat baru buat Stoner. Debutnya di kelas puncak diawali bersama pabrikan berlogo sayap itu, namun hanya di team satelit LCR. Kali ini, juara dunia MotoGP 2007 itu bergabung bersama Dani Pedrosa dan Andrea Dovizioso di team pabrikan Repsol Honda.
Saat sesi test di sirkuit Valencia, Stoner tampil mengesankan. Di hari ke-2 test, suami Adriana itu berhasil mencetak waktu tercepat. Itu artinya, dia tak punya hambatan untuk beradaptasi dengan Honda RC212V. Itu berarti pula Stoner siap bersaing kembali untuk memperebutkan gelar juara dunia.
Jika diperhatikan, antara Stoner dan Pedrosa mempunyai kemiripan. Bukan kemiripan wajah tentunya Keduanya mungkin belum mempunyai skill pengembangan motor layaknya The Doctor, namun mereka berdua sama-sama bisa tampil tak tertandingi jika menemukan setting motor yang tepat.
Secara phisikologis, beban mental Stoner boleh dibilang lebih ringan dibandingkan ketiga “anggota” The Fantastic Four yang lain: Valentino Rossi, Jorge Lorenzo dan Dani Pedrosa.
Rossi punya beban untuk membuktikan jika kepergiannya dari Yamaha menuju Ducati bukanlah pilihan yang keliru. Selain itu, The Doctor “wajib” memberikan bayaran yang setimpal dengan dana yang sudah dikeluarkan Ducati untuk meminangnya.
Beban mental Jorge Lorenzo tak kalah beratnya. Selain sebagai juara bertahan, X-Fuera harus bisa membuktikan bahwa dia layak menggantikan Rossi sebagai leader Yamaha.
Bagaimana dengan Dani Pedrosa? Rider Spanyol itu memang tidak berstatus sebagai juara bertahan karena memang belum sekalipun pernah menjadi juara dunia primier class. Namun justru karena itu Pedrosa punya beban mental mesti jadi juara musim 2011 ini. Atau minimal prestasinya harus lebih baik dari Stoner.
MotoGP 2011 akan menjadi musim terakhir MotoGP dengan mesin berkapasitas 800cc. Jika Stoner berhasil menjadi juara dunia, maka dia akan tercatat sebagi juara dunia MotoGP era 800cc pertama dan terakhir, dengan motor yang berbeda. Bukan hal yang gampang memang, mengingat musim depan era kejayaan F4 MotoGP kemungkinan sudah akan berakhir dengan hadirnya penantang baru seperti Andrea Dovizioso, Ben Spies, Marco Simoncelli dan juga Nicky Hayden.
Namun jika hal itu benar-benar terjadi, Stoner boleh mulai berhitung berapa nilai kontrak yang pantas diajukan jika Ducati menginginkannya kembali.
No comments:
Post a Comment