"Pada tahun 2000 aku diminta oleh tim dari Fiorenzo Caponera untuk balapan karena aku adalah anak tercepat di pocketbike. Tapi motor GP (GP125, 2T-Red) merupakan lompatan yang terlalu besar dari pocketbike, karena motor GP gak mudah untuk dikendarai sebab jangkauan putaran mesinnya sempit (akselerasinya terlalu cepat dibanding dengan pocketbike-Red). Aku menjajal motor Aprilia tiga kali di Maggiore sepanjang musim dingin sebelum musim 2000, dan tiap kali aku mencoba aku sangat lamban. Akhirnya tim mengatakan bahwa aku gak cukup cepat untuk balapan."
"Ayahku adalah seorang klub pengendara motocross yang antusias, walaupun saat ini usianya sudah menginjak 55. Dialah yang dulu menolongku untuk berfikir seperti ini. Ketika kamu memulai balapan menggunakan pocketbike ayahmu adalah segalanya. Dia adalah segalanya. Dia adalah mekanikmu, pembalapmu, gurumu, semuanya. Berfikir keras itu perlu di segala olahraga, pentunya bukan hanya di balap motor. Apapun yang kamu kerjakan, perlu untuk mengerti segala sesuatu."
"Balapan akhir pekanku sekarang sangat berbeda dengan apa yang biasanya terjadi pada kelas 250cc dan 125cc yang terdahulu. Dari jam 8 pagi hingga jam 8 atau 9 malam kamu harus selalu berfikir, terutama pada sistem kontrol elektronik. Di kelas 250cc dan 125cc gak seperti ini."
Persiapan balapan sudah dimulai Dovi sejak setelah balapan sebelumnya. "Ketika aku pulang kerumah aku menonton balapan di TV dan mempelajari setiap sesi latihan yang dapat membantuku untuk memperlajari sesuatu yang baru sebelum balapan berikutnya. Saat ini aku bekerja dengan tim baru, jadi harus kerja keras untuk meningkatkan feeling dan setelan motor."
Diantara setiap balapan Dovi biasanya latihan di tempat fitnes dan berkendara motocross, karena menurut Dovi kalo mengendarai motor Grand Prix harus berfikir sangat keras, kalo naik motocross santai dan enjoy aja. Ya iyalah..!! Kalo kalo naik motor GP tentunya bukan cuma buat iseng kan??!! Jelas buat balapan.
No comments:
Post a Comment