Rossi merengkuh titel juara dunia MotoGP keenamnya di MotoGP Jepang di Sirkuit Motegi, Minggu (28/9/2008). Titel ini sekaligus menjadi gelar juara dunia ke-8-nya, di mana satu titel direbut di kelas 125cc dan satunya lagi di kelas 250cc.
Beberapa saat setelah menyentuh garis finis di posisi terdepan, Rossi lantas menepikan motornya. Di sisi trek, sudah menunggu seorang 'pengacara' bernama Ottavio Ottaviani (otto dalam bahasa Italia berarti delapan--red) lengkap dengan meja kerjanya.
Rossi lalu menyodorkan sejumlah 'dokumen' dan helmnya kepada sang 'pengacara'. 'Pengacara' itu lantas membubuhkan sebuah cap di helm pembalap 29 tahun itu sebagai tanda pengesahan atas titel juara dunia kedelapannya. Di cap tersebut, ada figur angka delapan dalam ukuran yang cukup besar.
Belakangan di garasi Yamaha, helm tersebut turut ditandatangani oleh segenap kru tim berlambang garputala itu untuk kemudian akan disimpan di museum pribadi Rossi di kota Tavullia.
Selain membawa-bawa 'pengacara', Rossi juga menyampaikan permohonan maaf dengan tulisan 'sorry for the delay' alias 'maaf atas keterlambatannya' yang terpampang di kaos putih yang dikenakannya.
Maksudnya, Rossi ingin meminta maaf karena para penggemarnya harus menunggu lebih dari dua tahun untuk melihat Rossi bertahta lagi sebagai juara dunia untuk kali yang kedelapan.
Kali terakhir Rossi menjadi juara dunia adalah pada tahun 2005. Tahun 2006, titel juara dunia disabet pembalap Honda, Nicky Hayden. Di musim berikutnya, giliran Casey Stoner (Ducati) yang menggondol titel jawara sejagad.
Itu semua masih belum habis. Di sisi belakang kaos putih Rossi, ada gambar karikatur dirinya tengah memasak Zupa Mondiale alias sup juara dunia. Di sana terpampang bahan-bahan pembuatan sup istimewa tersebut.
150 kilogram Yamaha, 70 kg Rossi, 2 Bridgestone, daftar panjang para mekanik dan sahabat-sahabat adalah bahan-bahan yang tercantum di resep Zupa Mondiale it.
No comments:
Post a Comment