Sore itu aq pulang dari kost pujaan hatiku, aq sengaja memilih untuk lewat jalan yang biasa aq lalui walaupun aq tahu kalau jalan tersebut tergenang air karena derasnya hujan yang terus-menerus mengguyur kota Pekanbaru. Namanya aja bramzo, suka cari tantangan. Langsung aja aq arahkan kemudi Satria Biru F150-ku menuju jalan tersebut. Sepintas dari kejauhan terlihat kalau ada dua genangan air di depan yang dibatasi oleh sedikit permukaan jalan yang kering. Langsung saja aq mempercepat laju motorku untuk mencicipi sedikit
adventure di sore hati, hitung2
refreshing abis kelar UTS. Sesaat tepat sebelum melibas genangan, Aq turunkan gigi persneling hingga
gear minimum dan kujaga pada putaran yang konstan di
4000rpm. lalu aq melalui genangan air tersebut dengan santai tanpa rasa cemas apapun. Karena posisi
exhaust tips knalpotku yang cukup tinggi dan
spark plug yang cukup tinggi pula. Dua orang anak kecil berlarian digenangan air tentunya menimbulkan cipratan air padaku, dan aq pun bersuara lantang "
dek, jangan lari2..!!!" Ternyata disebelah kiri jalan ada toko yang aq pun gak jelas itu toko apa, yang aq lihat hanyalah dua orang setengah baya sedang memperhatikan kearahku. Namun aq cuek aja.
Setelah melewati genangan air tersebut tibalah pada permukaan aspal yang tidak tergenang. dan aq melihat seorang pedagang yang berhenti dengan boks jualannya yang nangkring di atas motor Supranya. Setelah aq mendekat ternyata dia sedang berusaha untuk menyalakan motornya dengan menekan tombol starter yang ada pada handle sebelah kanan motornya. Namun tampaknya upayanya sia-sia belaka, dia berkali-kali mengengkol motornya dan juga tidak membuahkan hasil. Yang terfikir dalam otakku hanyalah rasa kasihan, sebenarnya aq ingin sekali berhenti untuk memberikan pertolongan padanya, namun aq juga diburu waktu karena harus tiba lebih awal ke tempat Bimbel dimana aq mengajar. Dalam hati aq hanya bisa berkata "Maaf ya bang??!!" :-)
Aq pun segera melaluinya, aq tetap memakai gear 1 dan menjaga agar putaran mesin tetap konstan. Genangan pertama telah berlalu tanpa rasa cemas dan genangan kedua telah menunggu di depan dan harus dihadapi, namun yang ini lebih terasa mendebarkan. Karena badan jalan yang tergenang air cukup panjang, sekitar 200m dengan parit yang ada dipinggir jalan sama sekali gak keliatan batasnya. Aq melihat 3orang pemuda sedang sibuk mencuci motornya, satu diantara mereka memperhatikanku. Mungkin dia heran mengapa aq lewat jalan itu yang notabene tergenang air cukup tinggi. Aq hanya berfikir "Ah, palingan cuma setinggi cakram depan aja, jadi knalpot dan busi masih tetep aman." Aq hanya tersenyum tipis pada salah satu pemuda tersebut. Aq terus maju dan sesekali menoleh ke kanan karena tepat disebelah kanan terdapat RSJ yang sedang kebanjiran, kasian banget deh orang2 sakit jiwa yang dirawat disana. Tapi bagi mereka mungkin cuma mainan, malahan mereka terlihat senang dengan kondisi banjir yang melanda. Para tentara diturunkan untuk membantu mengungsikan para pasien dengan menggunakan perahu karet, karena memang ketinggian air sudah diatas batas aman.
Setelah melihat sekilas aq fokus aja dengan genangan air yang ada di depanku. Belum ada rasa ragu dihatiku karena ketinggian air masih aman. Namun semakin jauh aq maju, aq merasakan ketinggian air yang mulai menimbulkan rasa cemas dalam rongga dadaku. Air mulai naik dan memaksa kedua kakiku untuk gak berpijak di footpeg. Aq tangkringkan kedua kakiku di dashboard motor. Sedikir gelisah udah mulai menyusup. Namun aq yakin masih bisa diatasi. Dari kejauhan aq melihat banyak oran nongkrong di ujung jalan yang sudah tidak tergenang lagi, ada yang mencuci motornya dan beberapa diantaranya memandang aneh kepadaku. Tanya kenapa?????
Ternyata air semakin tinggi dan benar2 membuatku gelisah.. Gimana ya kalo motor sampe mati? Gimana kalo motor udah gak sanggup jalan lagi? Apa kakiku harus turun? Wah, bakalan basah kuyup nih..?! Genangan air bakalan masuk ke ruang bakar motorku nih melalui knalpot...!! Yang jelas malunya itu lho...!@#$%^&* Diliatin orang banyak..!! pasti orang2 di depan sana ngomong "Makanya dek, jangan sok jago!! Udah jelas banjir masih nekat juga, hehe" Aku bisa membayangkan kata2 itu keluat dari mulut mereka. Dan ternyata genangan air sampai menutupi separuh badan motor, sampai setinggi ban. Otomatis knalpot udah ketutup air, yang bisa dilakukan cuma terus menjaga gas biar ada udara yang mengalir keluar knalpot dan menahan air yang akan masuk ke knalpot. Air semakin meninggi, setelah menggenangi knalpot, air juga mulai menggenangi blok silinder mesinku. Aq tau kalo posisi busi udah mulai terancam dengan ketinggian air yang seperti ini. Kalo diperkirakan air udah setinggi paha orang dewasa. Aq hanya bisa pasrah sambil terus membaca summum bukmun.. (QS.Al-Baqarah:18) sebanyak2nya. Kini tidak terdengar lagi suara knalpot, melainkan desiran air yang terbelah oleh Satria quw.. Aq tau kalo aq ceroboh sedikit saja, pasti sore ini akan jadi mimpi burukku. Awalnya aq ingin menggeber gas untuk mempercepat motor melalui banjir tersebut. namun aq harus berfikir berulang kali agar air tidak berombak terlau tinggi dan membasahi busi.
Alhamdulillah ternyata usahaku gak sia-sia dan motor tetap hidup sementara ketinggian air mulai menurun. Aq mengucapkan hamdalah pada Allah SWT yang telah menolongku. Gelisah yang tadinya memuncak akhirnya perlahan sirna dan timbulah keyakinanku. Thank you Allah. Aq tetap perlahan melalui banjir tersebut.. Dan akhirnya sampailah di ujung jalan dimana ramai orang memperhatikanku.. Melihatku dengan penuh rasa heran. Hahaha... :D Sedikit bangga dalam hatiku.. "Satria amfibi nih..!!!" Aq pun berlalu. Sampai tulisan ini diturunkan, kota Pekanbaru masih dilanda hujan berkepanjangan. [bz_46]